Ciri, sifat, macam polusi dan limbah
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Jika komponen
biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik
dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik,
lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil.
Contoh lingkungan alami yang seimbang adalah hutan. Di hutan, tumbuhan
sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan dan
makanan bagi konsumen tingkat pertama, seperti burung pemakan
tumbuhan, rusa dan monyet. Tumbuhan di hutan dapat berkembang dengan
baik karena kondisi lingkungan abiotik yang sesuai. Hewan sebagai
konsumen tingkat pertama berada dalam jumlah yang mencukupi untuk
kehidupan konsumen tingkat kedua, misalnya harimau, musang, dan ular.
Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak mendominasi satu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang seimbang.
Keseimbangan lingkungan tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan
atau kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan dan hewan serta berbagai
komponen biotik. Perubahan komponen biotik dan abiotik dalam batas-batas
tertentu tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Sebagai contoh
jumlah rusa yang berkurang karena diburu manusia tidak berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup pemangsanya, misalnya harimau. Selama masih
ada hewan lain di hutan, seperti kelinci, tikus, dan ayam hutan maka
harimau akan memangsa hewan-hewan tersebut. Jumlah rusa juga dapat
berkembang kembali selama perburuan tidak dilakukan terusmenerus.
Kemampuan hutan mendukung kelangsungan hidup harimau dengan adanya
hewan mangsa adalah contoh daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan adalah kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai
makhluk hidup di dalamnya. Bertambahnya kembali jumlah rusa setelah
berkurangnya perburuan adalah contoh daya lenting lingkungan.
Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih kembali
pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau gangguan. Dengan
demikian, lingkungan mampu menanggulangi perubahan-perubahan selama
perubahan tersebut masih dalam daya dukung dan daya lentingnya.
Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya lingkungan menjadi
tidak seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan
daya lentingnya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena alam maupun
aktivitas manusia.
Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan berakibat pada
alam, misalnya penebangan hutan. Penebangan hutan secara besar-besaran
mengakibatkan fungsi hutan sebagai penahan air hujan akan berkurang.
Hilangnya pohon-pohon dapat mengakibatkan tidak adanya perakaran yang
dapat menahan air hujan. Akibatnya hanya sedikit air yang terserap oleh
tanah sehingga sebagian besar air akan mengalir sebagai air permukaan
yang dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir.
Banjir lumpur panas Sidoarjo, Jawa Timur merupakan kasus menyemburnya
lumpur panas yang diduga diakibatkan oleh aktivitas pengeboran untuk
eksplorasi gas. Semburan lumpur tersebut menurut data dari pertama kali
mencapai volume 5000 meter kubik perhari. Kemudian meningkat menjadi
40.000 meter kubik per hari, dan sekarang ini mencapai 135.000 meter
kubik per hari. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menangulangi luapan
lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area
genangan lumpur. Namun tanggul akhirnya jebol. Menurut Menteri kelautan
dan perikanan, kerugian oleh banjir lumpur panas tersebut mengakibatkan
produksi tambak pada lahan seluas 989 hektar di dua kecamatan dan 1600
hektar di pesisir Sidoarjo mengalami kegagalan panen, sehingga
kerugian diperkirakan mencapai 10.9 milyar per tahun.
Kegiatan manusia mengubah lingkungan dilakukan karena adanya kebutuhan
hidup. Kebutuhan ini akan menjadi semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Upaya pemenuhan kebutuhan menusia
dipengaruhi oleh perkembangan budaya. Ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai hasil perkembangan budaya digunakan untuk mengembangkan berbagai
industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, antara lain sebagai
berikut:
1. Industri primer, mengupayakan kebutuhan dari alam secara langsung,
seperti pertanian, pertambangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan
perikanan.
2. Industri sekunder, mengolah hasil industri primer seperti industri
makanan, industri tekstil, industri kertas, industri pengolahan minyak
bumi, dan industri logam.
3. Industri tersier, menghasilkan jasa atau pelayanan seperti industri
informasi dan komunikasi, transportasi, dan perdagangan. Perkembangan
industri tidak hanya mengubah lingkungan tetapi juga menimbulkan
pencemaran.
Berbagi industri selain menghasilkan produk yang digunakan manusia juga menghasilkan buangan atau limbah.
Limbah adalah suatu benda atau zat yang dapat mengandung berbagai bahan
yang membahayakan kehidupan manusia, hewan, serta makhluk hidup
lainnya. Banyak limbah dihasilkan dari aktivitas manusia, termasuk
industri dan kegiatan rumah tangga. Masuknya limbah rumah tangga dan
industri ke dalam sungai menyebabkan pencemaran atau polusi air sungai.
Pencemaran adalah perubahan keadaan lingkungan, baik secara fisik,
kimia, atau pun biologi, meliputi udara, daratan, dan air yang tidak
diinginkan.
Makhluk hidup, zat, energi, atau komponen penyebab pencemaran disebut
polutan atau pencemar. Contoh polutan makhluk hidup atau polutan
biologi ialah bakteri penyebab penyakit pada sampah dan kotoran. Polutan
zat kimia disebut polutan kimia, contohnya limbah yang mengandung
logam merkuri (Hg), gas CO2, gas CFC, debu asbes, dan pestisida.
Sedangkan polutan energi disebut polutan fisik, misalnya panas dan
radiasi.
Pencemaran berdasarkan bentuknya terbagi menjadi empat macam, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran
suara.
Pencemaran udara
Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi. Atmosfer
merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian 300
km. Sumber pencemaran udara berasal dari kegiatan alami dan aktivitas
manusia.
Sumber pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda.
Sumber pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah
tangga, dan industri.
No
|
Polutan
|
Dihasilkan dari
|
1
|
Karbon dioksida (CO2)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran gas alam dan hutan, respirasi, serta pembusukan.
|
2
|
Sulfur dioksida (SO2) nitrogen monoksida (NO)
|
Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), misalnya gas buangan kendaraan.
|
3
|
Karbonmonoksida (CO)
|
Pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara) dan gas buangan
kendaraan bermotor yang pembakarannya tidak sempurna.
|
4
|
Kloro Fluoro Carbon (CFC)
|
Pendingin ruangan, lemari es, dan perlengkapan yang menggunakan penyemprot aerosol.
|
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro dan makro.
Pada skala mikro atau lokal, pencemaran udara berdampak pada kesehatan
manusia. Misalnya, udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika
dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut
terlambat ditolong dapat mengakibatkan kematian. Dampak pencemaran
udara berskala makro, misalnya fenomena hujan asam dalam skala
regional, sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan
penipisan lapisan ozon.
Karbon dioksida (CO2)
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas alam
telah lama dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan manusia terhadap energi.
Misalnya untuk berbagai keperluan rumah tangga, industri, dan
pertanian. Ketika bahan bakar minyak tersebut dibakar, karbon dioksida
dilepaskan ke udara. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah
karbon dioksida yang dilepaskan ke udara terus mengalami peningkatan.
Apakah dampak peningkatan CO2 terhadap lingkungan?
Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak stabil. Karbon monoksida yang berada di kota besar
sebagian besar berasal dari pembuangan gas kendaraan bermotor yang
gas-gas pembakarannya tidak sempurna.
Selain itu, karbon monoksida dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil serta proses industri.
Karbon monoksida dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan
hemoglobin daripada oksigen. Jika di udara terdapat karbon monoksida,
oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin.
Beberapa orang akan menderita defisiensi oksigen dalam jaringan
tubuhnya ketika haemoglobin darahnya berikatan dengan karbon monoksida
sebesar 5%. Seorang perokok haemoglobin darahnya sering ditemukan
mengandung karbon monoksida lebih dari 10%.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang menderita
sakit kepala dan pusing. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.%
di udara dapat mengganggu metabolisme tubuh organisme. Oleh karena itu,
ketika memanaskan mesin kendaraan di dalam garasi sebaiknya pintu
garasi dibuka agar gas CO yang terbentuk tidak terakumulasi di dalam
ruangan dan terhirup.
Sulfur dioksida
Sulfur dioksida dilepaskan ke udara ketika terjadi pembakaran bahan
bakar fosil dan pelelehan biji logam. Konsentrasi SO2 yang masih
diijinkan ialah antara 0.3 sampai 1.0 mg m-3. Akan tetapi, di daerah
yang dekat dengan industri berat, konsentrasi senyawa tersebut menjadi
lebih tinggi, yaitu 3.000 mg m-3 .
Peningkatan konsentrasi sulfur di atmosfer dapat menyebabkan gangguan
kesehatan pada manusia, terutama menyebabkan penyakit bronkitis, radang
paru-paru (pneumonia), dan gagal jantung. Partikel-partikel ini
biasanya sulit dibersihkan bila sudah mencapai alveoli sehingga
menyebabkan iritasi dan mengganggu pertukaran gas.
Pencemaran sulfur (sulfur oksida) di sekitar daerah pencairan tembaga
dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi hingga mencapai jarak
beberapa kilometer jauhnya. Tumbuhan mengabsorbsi sulfur dioksida dari
udara melalui stomata. Tingginya konsentrasi sulfur dioksida di udara
seringkali menimbulkan kerusakan pada tanaman pertanian dan perkebunan.
Nitrogen oksida
Nitrogen oksida memainkan peranan penting di dalam penyusunan jelaga
fotokimia. Nitrogen dioksida dihasilkan oleh gas buangan kendaraan
bermotor. Peroksiasil nitrat yang dibentuk di dalam jelaga sering
menyebabkan iritasi pada mata dan paru-paru.
Selain itu, bahan polutan tersebut dapat merusak tumbuhan.
Hujan asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta
pembangkit listrik tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur
dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Gas yang dihasilkan tersebut
bereaksi di udara membentuk asam yang jatuh ke bumi bersama dengan
hujan dan salju. Misalnya, sulfur dioksida berreaksi dengan oksigen
membentuk sulfur trioksida.
2 SO2 + O2 2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat.
SO3 + H2O H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.
Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan
perkebunan. Hujan asam juga akan mengakibatkan berkaratnya benda-benda
yang terbuat dari logam, misalnya jembatan dan rel kereta api, serta
rusaknya berbagai bangunan.
Selain itu, hujan asam akan menyebabkan penurunan pH tanah, sungai, dan
danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah, air, serta
kesehatan manusia.
Efek rumah kaca (green house effect)
Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu dipemukaan bumi yang
terjadi karena meningkatnya kadar CO2 (karbon dioksida) di atmosfer.
Gejala ini disebut efek rumah kaca karena diumpamakan dengan fenomena
yang terjadi di dalam rumah kaca.
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya.
Sebagian sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian
lagi dipantulkan kembali ke arah kaca.
Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca dan
mengalami pemantulan berulang-ulang. Energi yang dihasilkan meningkatkan
suhu rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas.
Di bumi, radiasi panas yang berasal dari matahari ke bumi diumpamakan
seperti menembus dinding kaca rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak
diserap seluruhnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh
benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi
panas yang dipantulkan kembali ke ruang angkasa merupakan radiasi infra
merah. Sebagian radiasi infra merah tersebut dapat diserap oleh gas
penyerap panas (disebut: gas rumah kaca).
Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Kenaikan suhu menyebabkan mencairnya gunung es di kutub utara dan
selatan. Kondisi ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut, sehingga
menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam,
sedangkan daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca
menimbulkan perubahan iklim, misalnya suhu bumi meningkat rata-rata 3°C
sampai 4°C pada abad ke-21, kekeringan atau curah hujan yang tinggi di
berbagai tempat dapat mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian,
peternakan, perikanan, dan kehidupan manusia.
Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon (O3) adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada
ketinggian ± 30 km diatas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan
atmosfer yang disebut stratosfer. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99%
radiasi sinar Ultra violet (UV) yang dipancarkan ke matahari.
Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang berasal dari produk aerosol (gas
penyemprot), mesin pendingin dan proses pembuatan plastik atau karet
busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC
yang berikatan dengan ozon menyebabkan terurainya molekul ozon sehingga
terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon di beberapa tempat telah membentuk lubang
seperti di atas Antartika dan kutub Utara. Lubang ini akan mengurangi
fungsi lapisan ozon sebagai penahan sinar UV. Sinar UV yang sampai ke
bumi akan menyebakan kerusakan pada kehidupan di bumi. Kerusakan
tersebut antara lain gangguan pada rantai makanan di laut, serta
kerusakan tanaman budidaya pertanian, perkebunan, serta mempengaruhi
kesehatan manusia.
Radiasi
Makhluk hidup sudah lama menjadi objek dari bermacammacam bentuk
radiasi. Misalnya, radiasi matahari yang mengandung sinar ultraviolet
dan gelombang infra merah. Selain berasal dari matahari, radiasi dapat
juga berasal dari luar angkasa, berupa sinar kosmis dan mineral-mineral
radioaktif dalam batubatuan.
Akan tetapi bentuk radiasi akibat aktivitas manusia akan menimbulkan polusi.
Bentuk-bentuk radiasi berupa kegiatan uji coba bom nuklir dan
penggunaan bom nuklir oleh manusia dapat berupa gelombang
elektromagnetik dan partikel subatomik. Kedua macam bentuk radiasi
tersebut dapat mengancam kehidupan makhluk hidup.
Dampak radiasi dapat dilihat pada tingkat genetik dan sel tubuh.
Dampak genetik pada interfase menyebabkan terjadinya perubahan gen pada
AND atau dikenal sebagai mutasi gen. Dampak somatik (sel tubuh) adalah
seseorang memiliki otak yang lebih kecil daripada ukuran normal, cacat
mental, dan gangguan fisik lainnya serta leukemia.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan pertambangan.
Limbah rumah tangga
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan pertambangan.
Limbah rumah tangga
Dalam rumah tangga, air digunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan
berbagai keperluan lainnya. Setelah digunakan, air dibuang atau mengalir
ke selokan. Selanjutnya, air tersebut mengalir ke sungai, danau, dan
laut. Air buangan rumah tangga atau dikenal sebagai limbah domestik
mengandung 95% sampai 99% air dan sisanya berupa limbah organik .
Sebagian dari air buangan terdiri atas komponen nitrogen, seperti urea
dan asam urik yang kemudian akan terurai menjadi amoniak dan nitrit.
Pada perairan yang dimasuki oleh limbah rumah tangga biasanya akan
menyebabkan populasi ganggang menjadi meningkat pesat sebagai akibat
banyaknya persediaan nutrien.
Sebaliknya, persediaan oksigen dalam perairan tersebut semakin
berkurang. Di sana dapat ditemukan Tubifex sp., hewan air yang mampu
hidup dengan baik di bawah kondisi defisiensi oksigen.
Semakin ke hilir atau ke arah muara, limbah organik lebih terurai
secara sempurna sehingga kandungan oksigen dalam air kembali normal.
Hewan dan tumbuhan air dapat tumbuh dengan baik.
Selain itu limbah rumah tangga terpenting adalah sampah.
Sampah dalam jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar
dalam pencemaran tanah, air, dan udara. Tanah yang mengandung sampah
diatasnya akan menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab
penyakit. Pencemaran oleh mikroorganisme dan polutan lainnya dari sampah
akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya
dapat terlihat dari perubahan fisiknya, misalnya bau, warna, dan rasa,
bahkan terdapat lapisan minyak. Beberapa jenis sampah, seperti plastik
dan logam sulit terurai sehingga berpengaruh pada kemampuan tanah
menyerap air.
Limbah pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia
pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu
(herbisida) dapat mencemari tanah, dan air.
Herbisida merupakan pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di
dunia. Para petani menggunakan herbisida untuk mengontrol atau mematikan
sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh dengan baik. Percobaan pada
kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida diatas 25% menunjukkan
bahwa pemberian makanan dan minuman yang dicampur herbisida dapat
menyebabkan organ hati dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan
kanker.
Fungisida merupakan pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau
memberantas cendawan (fungi) yang dianggap sebagai wabah atau penyakit.
Penyemprotan fungisida dapat melindungi tanaman pertanian dari serangan
cendawan parasit dan mencegah biji (benih) menjadi busuk di dalam
tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak metal merkuri sangat
beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat perlakuan
fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernahdimanfaatkan untuk
bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap
lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh
serangga hama. Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama.
Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan
lama di dalam tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan
kehidupan organisme tanah.
Senyawa organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting
bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang
tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai
karena zat-zat tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi
masam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.
Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya, dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan
penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air
hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi
secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan tekstur tanah, tanah
mengeras, dan akan retak-retak pada musim kemarau.
Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran
tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar
mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi
tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg) dalam proses pemisahan
emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun
yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu
kesehatan manusia.
Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Pencemaran air
Pencemaran air meliputi pencemaran di perairan darat, seperti danau dan sungai, serta perairan laut. Sumber pencemaran air, misalnya pengerukan pasir, limbah rumah tangga, industri, pertanian, pelebaran sungai, pertambangan minyak lepas pantai, serta kebocoran kapal tanker pengangkut minyak.
Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti deterjen, sampah organik, dan anorganik
memberikan andil cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di
daerah perkotaan. Sungai yang tercemar deterjen, sampah organik dan
anorganik yang mengandung miikroorganisme dapat menimbulkan penyakit,
terutama bagi masyarakat yang mengunakan sungai sebagai sumber kehidupan
sehari-hari. Proses penguraian sampah dan deterjen memerlukan oksigen
sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang. Jika kadar oskigen
suatu perairaan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, maka kehidupan
biota air seperti ikan terancam.
Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena
penggunaan pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran air oleh
pupuk, pestisida, dan herbisida dapat meracuni organisme air, seperti
plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida
seperti DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat
terbawa dalam rantai makanan ke tingkat trofil yang lebih tinggi, yaitu
manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan,
danau, serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di
perairan. Peningkatan tersebut mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau
enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati
membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikannya. Kondisi ini
mengakibatkan kurangnya oksigen dan mendorong terjadinya kehidupan
organisme anaerob. Fenomena ini disebut sebagai eutrofikasi.
Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan
minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak.
Setiap tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari
kapal tanker ke laut mencapai 3.9 juta ton sampai 6.6 juta ton.
Tumpahan minyak merusak kehidupan di laut, diantaranya burung dan ikan.
Minyak yang menempel pada bulu burung dan insang ikan mengakibatkan
kematian hewan tersebut.
Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db).
Pencemaran Suara (Kebisingan)
Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 50 desibel (db).
Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar